Home » , , » PELAJARAN DARI PUASA

PELAJARAN DARI PUASA

Written By NuXie on Senin, 05 September 2011 | 18.49

MESKI masih Jauh, namun penulis meyakini tahun ini sampai 2014 bagi semua partai politik (parpol) dijadikan sebagai tahun-tahun politik, baik di tingkat pusat maupun lokal. Berbagai siasat digunakan dengan tujuan mendulang suara signifikan pada pesta demokrasi.
Namun sebelum parpol percaya diri bakal mendapat dukungan masyarakat, para penentu kebijakannya sepatutnya melihat kembali percakapan antara Tsabit bin Aqram dan Khalid bin Walid. Juga mempelajari ulang kisah Nabi Yusuf dalam proses menduduki jabatan tinggi. Hal ini dimaksudkan agar dalam penentuan bacaleg dan caleg yang mereka usung adalah memang benar-benar orang-orang yang berkualitas prima.

Dan untuk rakyat sebagai pemilih, alangkah bijaknya manakala harus kembali mendalami kisah Kaum Shuffah (orang-orang miskin yang tinggal di sekitar Madinah) supaya memiliki semangat berkontribusi.

Apalagi baru beberapa hari Ramadhan meninggalkan kita. Bulan agung yang dijadikan Allah SWT sebagai sarana untuk membentuk manusia-manusia paripurna. Bulan yang memiliki salah satu fungsi untuk mengoptimalkan pengendalian diri (self control). Mengontrol akan hasrat berkuasa dan mengendalikan nafsu terhadap materi.

MENGONTROL NAFSU KEKEUASAAN
Dalam perang Mu'tah satu demi satu komandan pertempuran gugur. Agar barisan kaum muslimin tidak kocar-kacir, salah satu sahabat Rasulullah, Tsabit bin Aqram mengambil alih sebagai komandan. Ia sengaja mengambil tongkat kepemimpinan bukan karena memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, namun dengan alasan agar pasukan Islam tetap dalam satu komando kepemimpinan.

Belum beberapa lama Tsabit memegang panji perang, ia segera menunjuk khalid bin Walid untuk menyerahkan estafet kepemimpinannya yang baru ia pegang. Dengan penuh adab dan rasa tahu diri yang tinggi, Khalid menolak tawaran tersebut. Khalid menolak bukan karena ciut nyalinya menghadapi musuh yang jumlah pasukannya banyak. Ia menolak karena Tsabit bin Aqram menurutnya lebih berhak untuk menjadi Jenderal lapangan dibanding dirinya.

Tsabit di mata Khalid adalah orang yang lebih pantas didaulat sebagai pemimpin karena ia adalah orang yang lebih dahulu masuk Islam. Selain itu Tsabit juga lebih tua yang tentu memiliki kematangan dan pengalaman yang banyak dalam taktik dan strategi. Apalagi Tsabit merupakan "alumni" Perang Badar, sebuah peperangan dahsyat yang justru pada saat itu Khalid berada dalam barisan musuh.

Namun Tsabit tetap ngotot agar khalid bersedia menggantinya sebagai pemimpin. Ia melepas embel-embel orang yang lebioh senior. Ia juga mencampakkan aji mumpung sebagai alumni Perang Badar. Argumentasinya, Khalid adalah orang yang lebih paham dalam strategi pertempuran melebihi dirinya.

Akhirnya Khalid menerima "ban kapten". Dan ia pun mampu "memenangkan" pertempuran dengan meloloskan 3.000 (tiga ribu) tentara muslim yang menghadapi 200.000 (dua ratus ribu) pasukan Romawi yang berkoalisi dengan Arab Badui.

PROFESIONALITAS
Dalam Al Qur'an di surat Yusuf, diceritakan bagaimana kisah Nabi Yusuf sejak dari kecil hingga menduduki karier politik tertingginya. Di saat seseorang raja menawarkan posisi untuknya, dengan tegas Nabi Yusuf memilih dijadikan sebagai bendaharawan.

"Dia (Yusuf) berkata, "Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga dan berpengatahuan", (QS: Yusuf: 55). Keberaniannya untuk mengajukan posisi strategis tersebut pun dibayar Nabi Yusuf dengan kerja-kerja yang profesional. Terbukti ia mampu memprediksi krisis sekaligus memberikan solusi jitu untuk mengatasi masalah pangan pada saat itu.

SEMANGAT BERKONTRIBUSI
Suatu ketika Kaum Shuffah mendatangi Rasulullah untuk melakukan protes atas kemiskinan mereka. Uniknya mereka memprotes kemiskinan bukan karena mereka tidak dapat tidur di tempat yang layak. Bukan pula karena kepapaannya membuat mereka tidak sanggup membeli makanan yang enak. Kaum Shuffah complain akibat kemiskinannya, mereka tidak bisa berkontribusi lebih banyak lagi. Terutama berkontribusi yang menggunakan harta, seperti infak dan sedekah. 

"Ya Rasulullah, kami merasa iri dengan saudara-saudara kami yang diberi kelapangan harta. Kami sholat, mereka juga sholat. Kami berpuasa, mereka juga berpuasa. Kami bertilawah Quran, mereka juga bertilawah Quran. Tetapi begitu mereka bersedekah karena kelapangan harta mereka, kami tidak bisa seperti mereka." Begitu kata mereka.

KESIMPULAN
Dari tiga kisah sejarah di atas, ada pelajaran berharga yang dapat kita petik bersama, 

Pertama,
Bahwa sebuah jabatan bukan sesuatu yang diperebutkan bagi orang-orang terbaik di masa Rasulullah, sebagaimana dicontohkan olah Tsabit bin Aqram dan amanah dalam mengemban tugas sebagaimana yang dilakukan oleh Khalid bin Walid.

Kedua,
Pilihlah posisi yang sesuai dengan keahliannya. Jangan hanya karena merasa sebagai tokoh dan popular, kemudian memaksa diri untuk mengincar posisi yang sebenarnya tidak menjadi kapasitasnya. Jadilah politisi sekaliber Nabi Yusuf yang bertanggung jawab terhadap pilihannya. Yang tidak saja berbekal keimanan, namun juga pengetahuan dan keberanian dalam memberikan solusi.

Ketiga,
Jadilah rakyat yang memiliki semangat berkontribusi. Dalam pemahaman awam, aktivitas politik hanyalah sebuah moment bagi-bagi uang. Sehingga masyarakat akan memilih calon yang sudah memberinya "bantuan" yang paling banyak. Sepatutnya masyarakat berkarakter seperti kaum Shuffah yang gelisah lantaran tidak mampu untuk ikut terlibat dalam kerja-kerja menciptakan kebaikan.


Saat ini sebagaian orang mengukur kesuksesan hanya dalam paradigma materi. Padahal kita mengetahui  kurang apa Fir'aun, Kaum 'Ad dan Tsamud dalam urusan materi ? Namun mereka semua dihancurkan. Dan Islam telah Allah SWT rancang untuk menjadi solusi, terbukti dengan adanya sarana pembentukan manusia paripurna (salah satunya) melalui PUASA. 

Semoga kita benar-benar mendapatkan gelar orang yang bertakwa. Takwa dalam artian yang familiar: imtitsaalu awaamirillah wajtinaabu nawaahih (memelihara dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya). Wallahua'lam.

Wassalam
Penulis


Bayu Wiryawan
Kader HMi cabang Tanjungpinang - Bintan
Share this article :

1 komentar:

kerjaonline mengatakan...

mampir ke blog saya juga yh?
http://www.rezekionline.tk
http://peluangkerjakita.weebly.com

makasi

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Himpunan Mahasiswa Islam - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger