Tingkatkan Budaya Gemar Membaca Sedari Dini !!!
Penggalan Cerita Sejarah:
Konon, Julius Caesar, raja Roma, pernah menyerang ke Mesir. Namun, ternyata Mesir memiliki tentara yang amat kuat. Saking kuatnya, dia pun beserta pasukannya terjepit. Dalam keadaan terjepit itulah, Julius Caesar memiliki ide untuk menghindari musuh, yaitu dengan cara membakar perpustakaan besar Mesir yang bernama Alexandria.
Berhasilkah dia? Ya, ternyata Caesar berhasil meloloskan diri dari kepungan tentara Mesir. Rupanya dia tahu betul, bahwa orang-orang Mesir sangat menghargai perpustakaannya. Dari cerita di atas, tersirat bahwa perpustakaan yang berisi sekumpulan buku yang disusun secara sistematis (pada waktu itu berupa papyrus) merupakan sesuatu yang sangat berharga.
Bahkan harganya jauh lebih tinggi dari seorang raja Roma sehingga mereka rela meloloskan musuhnya demi untuk menyelamatkan perpustakaan yang terbakar. Mereka sadar, melalui perpustakaan, pengetahuan yang mereka peroleh dapat diwariskan ke generasi berikutnya dan digunakan sebagai jembatan perantara dalam meningkatkan terus peradabannya ke tingkat yang lebih tinggi.
============
Bisa kita ambil makna dari penggalan cerita diatas, bahwa Membaca sangat Penting untuk kemajuan Bangsa. Apakah Bangsa Indonesia masuk kategori gemar membaca ? Mari kita buka sedikit kilasan sejarah…
Di Indonesia, menurut Dirjen Pendidikan Non-Formal dan Informal Kemendiknas sebagaimana disampaikan pada acara peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-45 di Balikpapan, Kalimantan Timur (10/10/2010), hingga akhir 2009 populasi penduduk buta aksara yang berusia di atas 15 tahun masih sekitar 8,7 juta atau 5,3 persen. Dari jumlah tersebut, sebagian besar berusia di atas 45 tahun, dan 64 persen di antaranya perempuan.
Pemerintah sendiri sejak dulu sebenarnya telah melakukan beberapa usaha. Sejak awal kemerdekaan, melalui bagian pendidikan masyarakat, Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan, pemerintah telah melakukan gerakan ‘melek’ aksara yang dikenal dengan nama Pemberantasan Buta Huruf (PBH) atau Kursus ABC.
Pada tahun 1951, pemerintah juga telah menyusun rencana Sepuluh Tahun PBH, dengan harapan buta aksara akan selesai dalam jangka waktu 10 tahun. Namun jumlah masyarakat buta huruf masih tetap tinggi. Keadaan itu membuat gerah Presiden Soekarno sehingga mengeluarkan komando untuk menuntaskan buta huruf sampai 1964. Pada 1966, pemeritah kembali menggulirkan program PBH fungsional. Saat itu PBH dibagi dalam tiga tahapan, yakni PBH permulaan, PBH lanjutan I, dan PBH lanjutan II.
Selanjutnya, pada masa pemerintahan Orde Baru, persisnya mulai tahun 1970-an dirintis pula program Kejar Paket A, yaitu program PBH dengan menggunakan bahan belajar Paket A yang terdiri atas Paket A1 sampai A100. Hingga tahun 1995, program PBH masih terus dilakukan di sembilan provinsi dengan memperbaiki sistem pelatihan, metodologi pembelajaran, dan sistem penyelenggaraannya.
Namun kenyataannya, dengan 8,7 juta penduduk yang masih buta huruf belakangan ini Indonesia masih menyandang predikat sebagai salah satu negara dengan penduduk buta aksara terbesar di dunia. Fakta yang cukup membuat gerah bangsa ini.
==========
Menurut kilas sejarah diatas, Berarti Bangsa Indonesia termasuk kategori yang tidak gemar membaca, buktinya masih banyak yg buta huruf… Bener nggak ? Menurut saya jawabannya sih nggak, Pemerintah Seharusnya lebih memperhatikan kondisi ini, lah wong gimana mo gemar membaca ? Sekolah aja nggak … Melas toh ?
Saat ini Target Pemerintah pada tahun 2020 Rakyat Indonesia Bebas Buta Huruf.
Kenapa mesti nunggu lama lama sih pak ? kalo ada yang cepat, hehehehe…
0 komentar:
Posting Komentar