Home » , , » Kesenjangan Sosial di Indonesia Makin Memprihatinkan

Kesenjangan Sosial di Indonesia Makin Memprihatinkan

Written By NuXie on Jumat, 02 Desember 2011 | 23.24

Pembukaan UUD-45 mengamanatkan pemerintah Indonesia agar memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan bangsa. Jiwa dan semangat Pasal 33 UUD-45 menghendaki agar semua produksi dan faktor produksi serta hak-milik perseorangan haruslah mempunyai fungsi sosial utk sebesar-besarnya kemakmuran bersama. Islam menghendaki agar masing-masing memiliki kepekaan sosial. Agar masing-masing memikirkan memperhatikan mengupayakan peningkatan keadaan sosial ekonomi budaya bersama. Agar masing-masing memanfa’atkan sebagian rezeki penghasilan pendapatan kekayaan kepintaran kesempatan kekuatan kemampuan utk kepentingan bersama . Menabur menebar jasa. Menyebarkan beragai kebajikan dan kebaikan. 

Namun semuanya itu tinggal dalam impian. Tak pernah terwujud dalam kenyataan. Pemerintah penyelenggara negara baik Presiden dan para Menterinya Ketua MPR dan para angotanya semuanya sama sekali tak punya kepekaan sosial. Menghabiskan uang milyaran rupiah utk kunjungan beberapa hari ke luar negeri di tengah-tengah rakyat banyak yg kesulitan mendapatkan Uang seribu rupiah satu hari dianggap wajar. Tak pernah terbayangkan berapa jumlah para orang terlantar dapat diselamatkan dgn uang milyaran rupiah itu . Yang dijadikan alasan pembenarannya adl bahwa dgn kunjungannya ke luar negeri itu akan mengalir modal dari luar negeri triliyunan rupiah utk membuka lapangan kerja dan utk meningkatkan pendapatan rakyat banyak. Apa benar utk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat banyak atau hanya utk keuntungan para pemodal dan suruhannya ? 

Benar hanya orang-orang besar saja yg lbh banyak meni’mati kekayaan alam dan hasil bumi Indonesia. Merekalah yg telah meni’mati surga Indonesia dan surga dunia. Sedikit sekali pejabat-pejabat yg bermental baik. Betapa tidak di tengah krisis ekonomi yg berkepanjangan ini masih banyak orang-orang kaya dgn belanja mewah bahkan super mewah seolah tidak perduli dgn di sekelilingnya mereka para orang-orang pinggiran. Bahkan kebanyakan tidak peduli. Meskipun semua orang berteriak-teriak tentang ambruknya perekonomian dan makin miskinnya rakyat yg sudah setara dgn negara miskin di Afrika penjualan mobil mewah seperti Jaguar berharga di atas Rp 1 milyar Bentley Aarnage Roll Royce atau Ferrari dan sejenisnya terus meningkat tiap tahun. Hal ini ditandai dgn derasnya impor mobil mewah. “Untuk tahun ini dari bulan Januari sampai Desember jumlahnya hampir 7.000 unit” kata Ketua Umum Asosiasi Importir Kendaraan Bermotor Indonesia Budiman Sirod.

Mengendarai mobil semewah itu plus segala aksesori yg melekat dalam gaya hidup kaum hedonis itu tentu saja tidak murah. Hal itu tampak pada jajaran mobil yg terparkir di restoran kelas atas yg banyak bertaburan di kawasan Kemang Jakarta Selatan. Di William Cafe misalnya bisa ditemukan menu makanan seharga Rp 350-500 ribu. Bahkan bila ditambah dgn wine bisa merogoh kantong sampai Rp 8 juta. Di kawasan Kemang itu juga Resto Toscana khas Italia menyediakan sajian menu utk dua orang yg cukup fantastis seharga Rp 750.000. Bagi kelompok peni’mat hidup seperti ini harga tak lagi menjadi soal krn utk sebotol minuman Chateau Paris bisa dihargai sampai Rp 18 juta sebotol. Mengiringi semua itu tentu saja pakaian yg melekat di tubuh mereka juga harus sepadan harganya. Untuk sepotong busana Armani atau Prada misalnya harus merogoh Rp 2-8 juta. Untuk rancangan lokal Adji Notonegoro saja sepotong busana bisa berharga Rp 2-20 juta. Melengkapi gaya hidup itu tidak lengkap jika tidak melilitkan jam tangan bermerek seperti Bulgary atau Christian Dior yg harganya Rp 12-20 juta sebuah. Bahkan di pusat perbelanjaan Sogo sebuah jam ada yg berharga sampai Rp 500 juta.

Tempat kongkow-kongkow kelompok super ini tentu saja tak sembarangan. Biasanya mereka terlihat mengobrol di klub cerutu yg tumbuh pesat akhir-akhir ini di beberapa hotel berbintang. Sebatang cerutu Monte Cristo atau Cohibe harganya mencapai Rp 200.000. Bahkan jenis cerutu kelas atas yg diproduksi Havana Kuba misalnya bisa mencapai US$ 100 per batang. Bagi kalangan ini utk menunjukkan kejantanannya di jalanan motor Harley Davidson atau Ducati yg pusatnya berada di Jalan Fatmawati harganya berkisar Rp 90-250 juta. Dan peminatnya membludak. Dengan gaya hidup seperti ini biaya perilaku yg harus dikeluarkan sedikitnya Rp 5 juta sehari. Artinya penghasilan per bulannya tentu ratusan juta rupiah atau malah ada yg bergaji Rp 2 milyar sebulan.

Di balik semua ini tak bisa dibantah terpendam kekayaan puluhan milyar rupiah. Inilah yg dincar petugas pajak utk menambal anggaran belanja negara yg menetapkan pendapatan 74% dari pajak. Diakui Budiman Sirod pajak mobil mewah saja bisa menyumbangkan 15% dari total penerimaan pajak. Jadi kalangan ini memang potensial diburu petugas pajak. Dari kalangan ini salah satu yg diburu termasuk pejabat negara yg “kaya mendadak.” Hal itu tampak pada beberapa anggota DPR yg sebelum pemilu hidupnya biasa-biasa saja tapi tiba-tiba bisa memiliki mobil mewah Lexus misalnya. Ada pula yg dulunya biasa naik bus kota menurut Komisi Penyelidikan Kekayaan Pejabat Negara kini memiliki harta puluhan milyar. Dan ini sudah menjadi rahasia umum. Majalah Forbes menempatkan pengusaha rokok Rachman Halim pemilik Gudang Garam dan Putera Sampurna dalam deretan orang kaya sedunia dgn nilai kekayaan masing-masing US 17 milyar dan US 13 milyar.

Bila diteliti lbh jauh Indonesia ditaksir menyimpan kurang lbh 64.000 orang superkaya. Hal itu terlihat dari potensi aset private banking -uang yg dimiliki nasabah secara personal- yg ditaksir sebesar US$ 257 milyar. Angka tertinggi di Asia selain Jepang. Bahkan angka itu mengalahkan Taiwan yg memiliki cadangan devisa terbesar di dunia. Artinya tiap orang superkaya itu memiliki aset US$ 4 juta. Indonesia juga memiliki sekitar 61.000 rumah senilai di atas satu milyar rupiah. Salah satu buktinya terlihat dari kenaikan jumlah deposito yg terkumpul. Bila pada akhir 1997 jumlah deposito pribadi sebesar Rp 569 trilyun tahun berikutnya 1998 naik menjadi Rp 1826 trilyun. Hal itu akibat kebijakan uang ketat yg menggenjot bunga sampai 60% lbh pada waktu itu. Menurut sumber GAMMA ada seorang pensiunan jenderal memiliki simpanan sampai US$ 30 juta di Amerika Serikat. Artinya dari bunganya saja sebesar 5% per tahun ia bisa menghasilkan US$ 15 juta. Puluhan kali lipat dari gaji seorang presiden di AS. Wauw bukan main.

Selama pejabat dan penyelenggara negara serta orang-orang superkaya lainnya tak punya mental kepekaan sosial maka tak akan pernah terwujud masyarakat aman makmur maysarakat adil makmur walaupun hanya utk waktu sesaat. Kemiskinan pengangguran gelandangan dan keadaan minus sosial masyarakat akan terus menggeliat menuntut akan keadilan kearifan kebijaksanaan akan lingkungan dimana ia berpijak menuju kepada masyarakat yg makmur sejahtera adil dan kemudian barulah aman dan damai. Lihatlah berapa banyak anak-anak yatim yg telah ditinggal mati orang tuanya krn peristiwa kerusuhan Ambon Kalimantan Aceh dan daerah-daerah lain.

Berapa juta orang-orang miskin berapa ribu para pengungsi perapa puluh ribu para pengemis berapa puluh ribu para gelandangan dan pengamen di jalanan dan berjuta-juta orang-orang yg tidak meni’mati kue hasil kemerdekaan yg telah lbh dari setengah abad ini. Mereka-mereka inilah berhak atas sebagian yg dimiliki semua orang-orang kaya apalagi orang-orang super kaya dan apalagi orang-orang pejabat kaya. Semoga semuanya menyadari terutama para pejabat akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai abdi negara. Dan semoga orang-orang kaya super kaya dan para jutawan/milyalder sadar akan keberadaan dirinya yg sangat membutuhkan sesama terutama kaum lemah.

Sumber : Berbagai Sumber
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Himpunan Mahasiswa Islam - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger